Orang yang bilang kalau perempuan adalah mahluk yang lemah itu 100% salah. Perempuan itu justru adalah mahluk yang kuat. Buktinya adalah, pertama, tiap bulan mereka berjuang menahan sakit akibat siklus menstruasinya. Dua, mereka tetap kuat mengelilingi mal berjam-jam demi mendapatkan pakaian yang dia suka (yang pastinya di antara banyak pilihan, cari yang termurah). Dan ketiga, mereka biasanya cenderung lebih kuat menahan perihnya sakit hati.
Meski punya kekuatan yang hebat itu, kenyataannya perempuan masih menginginkan yang namanya emansipasi. Walaupun sudah punya kehebatan seperti tadi, perempuan masih memiliki hasrat untuk bisa sejajar dengan laki-laki. Namun, benarkah emansipasi itu bisa ditegakkan? Bisakah kesetaraan yang diinginkan perempuan itu bisa diwujudkan? Jawabannya adalah nggak bisa.
Kenapa emansipasi perempuan itu gak bisa ditegakkan? Pertama karena indikator emansipasinya masih bias. Emansipasi yang sukses itu seperti apa, kita belum tahu. Perempuan seperti apa yang harus diemansipasi, kita juga belum tahu. Dan dalam hal apa aja emansipasi harus dilakukan? Kalau dalam semua hal, kenapa dalam hal cinta nggak? Kalau emang cewek dan cowok sudah sejajar, kenapa masih cowok terus yang nembak duluan?
Alasan kedua kenapa emansipasi perempuan itu gak bisa ditegakkan adalah, karena perempuan sudah dikasih lebih dalam hal apa pun. Jadi cewek itu sudah enak banget. Teman-teman tentu tahu kan betapa kuatnya kata-kata “ladies first”? Karena kata-kata itu, cewek jadi selalu didahulukan. Dalam antrean panjang, kalau ada cewek yang kayaknya kesusahan, langsung dikasih duluan. Kalau lagi desek-desekan masuk bis, cewek selalu diduluin. Sudahlah, jadi perempuan itu sudah enak banget. Yakin mau disetarain sama cowok?
Alasan selanjutnya mengapa emansipasi gak bisa diwujudkan adalah karena peraturan di lingkungan kita yang gak mendukung emansipasi. Peraturan di sekitar kita itu biasanya memanjakan cewek banget. Contohnya aja gerbong khusus perempuan. Cewek enak punya gerbong khusus, tapi cewek juga masih tetep bisa masuk ke gerbong cowok. Tapi di situ lah kenapa emansipasi gak bisa ditegakkan. Coba aja, gimana bisa emansipasi dijalankan kalau masih ada gerbong khusus perempuan, sementara itu perempuan tetap masih bisa masuk ke gerbong cowok? Bukannya kalau setara itu gak usah dibeda-bedain ya gerbongnya?
Gak cuma dalam hal gerbong aja, dalam parkir pun begitu. Perempuan selalu diberi kemudahan. Di beberapa mal, ada parkir khusus untuk perempuan. Tapi perempuan tetap masih bisa parkir di tempat laki-laki. Perempuan enak, lahan parkirnya makin luas. Nah parkiran laki-laki? Makin sempit. Yang cewek boleh parkir di cowok, yang nggak boleh parkir di cewek.
Dan dalam hal bencana pun perempuan sudah diutamakan banget. Biasanya perempuan selalu lebih dulu diselamatkan. Kita tahu, yang biasanya diselamatkan dahulu adalah orang tua, ibu hamil, anak-anak, dan perempuan. Dalam hal itu saja, perempuan sudah sangat diutamakan keselamatannya.
Di awal udah disebutkan kalau perempuan itu mahluk yang kuat dan hebat. Tadi juga dikatakan kalau perempuan sudah mendapatkan banyak fasilitas yang sangat spesial. Dari situ sudah bisa dilihat gimana enaknya jadi perempuan. Kesulitan apa pun selalu ada kemudahannya bagi perempuan. Dari hal itu tentunya teman-teman, khususnya yang cewek, bisa sadar kalau jadi perempuan itu anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Tak perlulah itu emansipasi karena perempuan sudah sangat dimanjakan dalam berbagai hal. Tak perlulah setara dengan laki-laki, kalau laki-laki juga masih mau melindungi dan berkorban untuk perempuan.
Alasan terakhir kenapa emansipasi perempuan nggak akan pernah bisa ditegakkan adalah karena masih ada (banyak) perempuan yang menjadikan “Aku kan ceweeeek” sebagai senjata dan masih menuhankan gengsi.
0 komentar:
Posting Komentar